Dolar Merosot, Wall Street Melonjak

Rabu, 20 Oktober 2010

Street kembali menguat dipicu oleh pelemahan dolar AS yang langsung membuat saham-saham sektor industri dan komoditas melonjak. Laporan keuangan perusahaan yang kuat juga turut mendukung penguatan indeks saham.

Harga saham dan dolar AS selalu bergerak berlawanan arah akhir-akhir ini karena Bank Sentral AS menerapkan kebijakan suku bunga ekstra rendah. Kebijakan itu membuat investor berani untuk membeli aset-aset yang lebih berisiko seperti saham-saham dan komoditas.

"Korelasi telah kembali dengan kuat dan kebanyakan berkaitan dengan the Fed dan janjinya untuk membeli aset-aset," ujar Quincy Krosby, analis dari Prudential Financial seperti dikutip dari Reuters, Kamis (21/10/2010).

Pada perdagangan Rabu (20/10/2010), indeks Dow Jones menguat 129,35 poin (1,18%) ke level 11.107,97. Indeks Standard & Poor's 500 juga menguat 12,27 poin (1,05%) ke level 1.178,17 dan Nasdaq menguat 20,44 poin (0,84%) ke level 2.457,39.

Volume perdagangan cukup besar atau hampir sama dengan rata-rata transaksi tahun ini. Volume perdagangan di New York Stock Exchange mencapai 8,58 miliar lembar saham, sedikit di bawah rata-rata tahun ini yang sebesar 8,77 miliar.

Saham-saham sektor material memimpin penguatan pasar. Saham Freeport-McMoRan Copper & Gold melonjak hingga 2,8%, dan indeks material S&P tercatat menguat 2%. Harga-harga komoditas tercatat menguat setelah dolar AS merosot ke titik terendah dalam 15 tahun terakhir.

Saham Boeing Company memberikan kontribusi terbesar pada kenaikan Dow Jones. Kenaikan saham hingga 3,3% menjadi US$ 71,36 terjadi setelah Boeing melaporkan laba yang melebihi ekspektasi sekaligus memperbaiki proyeksinya pada tahun 2010 ini.

Demikian pula Delta Air Lines dan US Airways Group melonjak setelah melaporkan kuatnya laba. Saham Delta melonjak hingga 10,9% dan US Airways melonjak 7,4%.

Sumber:detikfinance.com

0 komentar: