Twitter Jago Memprediksi Saham?

Rabu, 20 Oktober 2010

Washington - Pergerakan harga saham terkadang ini sangat liar. Analisa teknikal bahkan kadang-kadang meleset karena pergerakan berita yang luar biasa cepat. Sebuah penelitian menunjukkan situs mikro jejaring sosial Twitter ternyata bisa membantu memrediksi pergerakan harga saham.

Setidaknya itulah hasil penelitian para peneliti di Indiana University-Bloomington's School of Informatics and Computing. Mereka menganalisa lebih dari 9,8 juta 'tweets' dari 2,7 juta pengguna layanan micro-blogging selama 10 bulan pada tahun 2008.

Mereka menghitung 'mood publik yang kolektif' melalui tweets dan kemudian membandingkannya dengna nilai saham pada penutupan perdagangan. Hasilnya, mereka menemukan hubungan antara nilai indeks Dow Jones dan sentimen publik.

"Kami menemukan ada akurasi 87,6% dalam memrediksi perubahan kenaikan dan penurunan indeks Dow Jones Industrial Average pada penutupan perdagangan," ujar ohan Bollen, dari associate professor dari Universitas Indiana, seperti dikutip dari AFP, Kamis (21/10/2010).

Studi sebelumnya menemukan adanya hubungan antara trafik twitter dan kegagalan ataupun kesuksesan film box office. Namun studi dari Universitas Indiana diyakini merupakan sturi pertama yang mengkaitkan Twitter dengan Wall Street.

Universitas Indiana menyatakan, para peneliti menggunakan dua alat yakni OpinionFinder dan Google's Profile of Mood States (GPOMS) untuk menganalisa isi dari pesan Twitter. Para peneliti kemudian membandingkan mood publik itu dengan nilai penutupan indeks Dow Jones.

Bollen mengatakan, indeks ketenangan terlihat menjadi prediktor yang baik untuk melihat apakan indeks Dow Jones naik atau turun dalam 2 atau 6 hari kemudian. Ia menambahkan, mood publik yang diekspresikan di Twitter yang diposting oleh jutaan orang dalam basis harian berfluktuasi dalam beberapa waktu.

"Fluktuasi itu, paling tidak salah satu indikator yang kita monitor --disebut mood, ketenangan vs kepanikan -- sebenarnya berhubungan dengan nilai indeks Dow Jones Industrial Average," ujarnya.

"Ini cukup mengejutkan bagi kami karena kami berpikir mood akan mengikuti indeks Dow Jones, dalam pengertian jika Dow Jones naik, orang-orang gembira, jika ia turun orang-orang sedih. Tapi ternyata terbalik bahwa pergerakan mood publik secara nyata mendahului 3-4 hari sebelum pergerakan kenaikan atau penurunan indeks Dow Jones," imbuhnya.

Sumber:detikfinance.com

Dolar Merosot, Wall Street Melonjak

Street kembali menguat dipicu oleh pelemahan dolar AS yang langsung membuat saham-saham sektor industri dan komoditas melonjak. Laporan keuangan perusahaan yang kuat juga turut mendukung penguatan indeks saham.

Harga saham dan dolar AS selalu bergerak berlawanan arah akhir-akhir ini karena Bank Sentral AS menerapkan kebijakan suku bunga ekstra rendah. Kebijakan itu membuat investor berani untuk membeli aset-aset yang lebih berisiko seperti saham-saham dan komoditas.

"Korelasi telah kembali dengan kuat dan kebanyakan berkaitan dengan the Fed dan janjinya untuk membeli aset-aset," ujar Quincy Krosby, analis dari Prudential Financial seperti dikutip dari Reuters, Kamis (21/10/2010).

Pada perdagangan Rabu (20/10/2010), indeks Dow Jones menguat 129,35 poin (1,18%) ke level 11.107,97. Indeks Standard & Poor's 500 juga menguat 12,27 poin (1,05%) ke level 1.178,17 dan Nasdaq menguat 20,44 poin (0,84%) ke level 2.457,39.

Volume perdagangan cukup besar atau hampir sama dengan rata-rata transaksi tahun ini. Volume perdagangan di New York Stock Exchange mencapai 8,58 miliar lembar saham, sedikit di bawah rata-rata tahun ini yang sebesar 8,77 miliar.

Saham-saham sektor material memimpin penguatan pasar. Saham Freeport-McMoRan Copper & Gold melonjak hingga 2,8%, dan indeks material S&P tercatat menguat 2%. Harga-harga komoditas tercatat menguat setelah dolar AS merosot ke titik terendah dalam 15 tahun terakhir.

Saham Boeing Company memberikan kontribusi terbesar pada kenaikan Dow Jones. Kenaikan saham hingga 3,3% menjadi US$ 71,36 terjadi setelah Boeing melaporkan laba yang melebihi ekspektasi sekaligus memperbaiki proyeksinya pada tahun 2010 ini.

Demikian pula Delta Air Lines dan US Airways Group melonjak setelah melaporkan kuatnya laba. Saham Delta melonjak hingga 10,9% dan US Airways melonjak 7,4%.

Sumber:detikfinance.com

Adira Finance Cetak Laba Rp 1,1 Triliun

Rabu, 13 Oktober 2010

Jakarta - PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (ADMF) membukukan laba bersih Rp 1,1 triliun hingga September 2010, meningkat 21% dibandingkan perolehan tahun sebelumnya, Rp 896 miliar. Peningkatan terjadi akibat tumbuhnya pembiayaan baru perseroan hingga Rp 18,6 triliun.

Menurut Direktur Utama Adira Finance, Stanley Setia Atmadja, hingga akhir September 2010, perseroan mencatat pertumbuhan 86% atas pembiayaan baru kendaraan bermotor, dari Rp 10 triliun menjadi Rp 18,6 triliun.

Dengan demikian maka jumlah piutang pembiayaan Adira mencapai Rp 27,8 triliun. Ini termasuk pembiayaan bersama dengan induk usaha, yakni PT Bank Danamon Indonesa Tbk.

"Pertumbuhan pembiayaan baru berdampak positif pada poisis pasar dan kinerja perusahaan. Pendapatan operasional perusahaan tumbuh 23% menjadi Rp 2,5 triliun, dari sebelumnya Rp 2 triliun," ungkapnya dalam siaran pers yang diterima, Kamis (14/10/2010).

Industri otomotif, kata Stanley, terus mengalami pertumbuhan dan akan berlanjut hingga akhir tahun. Pada penjualan motor nasional tercatat mengalami pertumbuhan 33% menjadi 5,5 juta kendaraan hingga akhir September 2010. Untuk roda 4 bahkan pertumbuhannya lebih tinggi, hingga 65% atau menjadi 556 ribu unit.

"Karenanya AISI merevisi terget penjualan motor baru nasional menjadi 7 juta unit pada tahun ini. Sedangkan Gaikindo merevisi target penjualan mobil sekitar 650-700 ribu unit. Kami pun optimis target pembiayaan baru yang telah kami revisi, menjadi Rp 20 triliun, akan terlampaui," ucapnya.

Khusus pembiayaan sepeda motor perseroan mengalami pertumbuhan menjadi 1,2 juta unit di akhir triwulan III-2010. Pembiayaan didominasi oleh kendaraan baru sebesar 71%, sisanya adalah pembiayaan motor bekas. Untuk pembiyaan mobil naik menjadi 53 ribu unit sampai September 2010, naik dari periode yang sama tahun lalu 28 ribu unit.

Sumber:detikfinance.com

Rally di Wall Street Belum Berhenti

Penguatan di bursa Wall Street terus berlanjut berkat keluarnya sejumlah laporan keuangan perusahaan yang melebihi ekspektasi dan juga melemahnya dolar AS.

Saham-saham sektor industri dan meterial memimpin penguatan saam-saham, sementara saham sektor komoditas melonjak setelah China mengumumkan impornya melonjak ke titik tertinggi.

Pada perdagangan Rabu (13/10/2010), indeks Dow Jones ditutup menguat 75,68 poin (0,69%) ke level 11.096,08. Indeks Standard & Poor's 500 juga menguat 8,33 poin (0,71%) ke level 1.178,10 dan Nasdaq menguat 23,31 poin (0,96%) ke level 2.441,23.

Indeks S&P berhasil menembus batas teknikal jangka pendek sehingga memicu pembelian saham-saham karena manajer uang ingin membukukan kinerja. Indeks S&P tercatat naik 12,3% sejak 1 September.

"Masih ada 3 bulan tersisa untuk tahun ini dan banyak fund manager melihat jam bergerak. Dalam tipe lingkungan saat ini, alur resistan terkadang menjadi alur yang Anda ingin berada," jelas Richard Ross, analis dari Auerbach Grayson seperti dikutip dari Reuters, Kamis (14/10/2010).

Saham operator jalan, CSX Corp melonjak 4,2% menjadi US$ 59,66 setelah melaporkan labanya yang melebihi ekspektasi. Indeks transportasi Dow Jones juga ikut melonjak 2,6%.

Sektor material dan industri S&P 500 memimpin penguatan, dengan saham Caterpillar Inc naik 1,2%, Freeport-McMoRan Copper & Gold menguat 4,2%.

"Dari pandangan makro, kami memiliki dolar AS yang terus melemah, dan sekali lagi memberikan kenaikan pada sejumlah saham multinasional dan mendorong permintaan komoditas berdenominasi rupiah," imbuh Ross.

Perdagangan berjalan sangat ramai dengan transaksi di New York Stock Exchange mencapai 9,18 miliar lembar saham, di atas rata-rata tahun lalu yang sebanyak 9,65 miliar.

Sumber:detikfinance.com

Laju IHSG Mulai Melambat

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kemarin kembali melesat tajam menembus level psikologis 3.600. Membaiknya bursa-bursa regional dan ekspektasi keluarnya laporan keuangan membuat investor kembali semangat berburu saham-saham.

Pada penutupan perdagangan, Rabu (13/10/2010), IHSG melesat 64,731 poin atau setara 1,82% ke level 3.611,979. Indeks LQ 45 naik 10,955 poin (1,66%) ke level 672,445.

Setelah kenaikan tajam itu, laju IHSG mulai melambat. Secara teknikal akan memasuki masa konsolidasi meski potensi penguatan masih ada. Pada perdagangan Kamis (14/10/2010), IHSG diprediksi akan menguat meski tak terlalu tajam lagi.

"IHSG diperkirakan akan mencoba menguji kembali level tertingginya dan bergerak di kisaran 3,580-3,650 dengan AALI dan SMCB sebagai saham pilihan," demikian analisa dari Kresna Graha Sekurindo.

Penguatan di bursa Wall Street terus berlanjut berkat keluarnya sejumlah laporan keuangan perusahaan yang melebihi ekspektasi dan juga melemahnya dolar AS. Saham-saham sektor industri dan meterial memimpin penguatan saham-saham, sementara saham sektor komoditas melonjak setelah China mengumumkan impornya melonjak ke titik tertinggi.

Pada perdagangan Rabu (13/10/2010), indeks Dow Jones ditutup menguat 75,68 poin (0,69%) ke level 11.096,08. Indeks Standard & Poor's 500 juga menguat 8,33 poin (0,71%) ke level 1.178,10 dan Nasdaq menguat 23,31 poin (0,96%) ke level 2.441,23.

Bursa Jepang juga dibuka langsung. Indeks Nikkei-225 membuka perdagangan Kamis dengan kenaikan 97,49 poin (1,04%) ke level 9.501,00.

Berikut rekomendasi saham untuk hari ini:

eTrading Securities:

Pada hari rabu IHSG menguat 64 point (+1.82%) sehingga ditutup diatas 3600 yang merupakan level phsykologis indeks, tetapi penguatan ini disertai oleh net sell yang dilakukan asing sebesar 300 milliar yang menandakan asing mulai melakukan profit taking. Pada hari ini IHSG akan berada dalam kisaran 3584 – 3660 dengan saham yang dapat diperhatikan antara lain JPRS, BJBR, CPIN dan HEXA.

Kresna Graha Sekurindo:

Aliran dana asing yang terus masuk kembali mendorong IHSG mendekati level tertingginya. IHSG diperkirakan akan mencoba menguji kembali level tertingginya dan bergerak di kisaran 3,580-3,650 dengan AALI dan SMCB sebagai saham pilihan.

Erdikha Sekuritas:

IHSG ditutup menguat 64.73 point menjadi 3611.98 (1.82%). kenaikan seluruh sektor saham terutama sektor perkebunan dan konsumsi membawa indeks kembali menembus level 3600-an, selain itu penguatan bursa regional menjadi sentimen positif bagi indeks. Pergerakan indeks secara teknikal masih berkonsolidasi pada kisaran 3540-3640. Saham rekomendasi kami adalah BBCA dan SMGR.

Sumber:detikfinance.com

Investasi Emas Masih Menjanjikan

Jakarta - Harga emas terus melonjak menembus rekor tertingginya. Investasi ini dinilai masih menjanjikan karena diharapkan harganya masih akan tetap menanjak hingga akhir tahun ini.

Demikian disampaikan CEO Bursa Berjangka Komoditi dan Derivatif Indonesia, Megain Wijaya di Graha Niaga, Jalan Jenderal Sudirman Jakarta, Rabu (13/10/2010) malam.

"Masih sangat besar. Lagi pula sekarang saya tanya lebih baik inves (investasi) di gold atau equity (pasar modal)?," jelasnya.

Megain menambahkan, investasi emas sebaiknya memang menjadi salah satu pilihan investor karena sesuai dengan jargon investasi, sebaiknya jangan menaruh uang hanya dalam satu keranjang.

"Kenapa investasi di emas? Karena untuk mendapat return yang optimal kita jangan hanya menaruh aset di satu saja, harus dipecah. Dalam hal ini adalah metal gold. Kita tahu penambangan emas di dunia hanya tumbuh 2%. Lagi pula return gold dalam 5 tahun tetap stabil dibanding yang lain," tegasnya.

Bagaimana berinvestasi emas?

Ia menjelaskan, masyarakat bisa menjadi bagian trader di Bursa Berjangka Komoditi dan Derivatif.

"Sekarang kan pasarnya interconnected. Misalkan harga jual di sana lebih murah, saya beli untuk jual disini. Volume trading gold sudah mencapai 3.000 lot dengan nilai mencapai US$ 210 miliar," ucap Megain.

Harga emas yang sempat surut kemarin kembali melonjak hingga 2% mendekati rekod tertingginya.

Pada perdagangan Rabu (13/10/2010), harga emas di pasar spot menembus rekor tertingginya di US$ 1.374,15 per ounce sebelum akhirnya ditutup naik 1,5% menjadi US$ 1.370,20 per punce. Emas berjangka untuk Desember naik US$ 23,80 menjadi US$ 1.370,50.


"Emas adalah fenomena internasional. Di seluruh dunia, orang-orang berubah menghinda mata uangnya sendiri dan milik orang lain. Jadi mengapa mereka berbalik? Mereka kembali ke pasar emas," ujar Dennis Gartman, manajer hedge fund Gartman Letter seperti dikutip dari Reuters.

Pelemahan dolar AS masih menjadi pemicu utama kenaikan harga emas. Apalagi investor mendapatkan konfirmasi Bank Sentral AS akan segera menambah likuiditas pasar untuk mendorong lagi perekonomian.

"Dengan melemahnya dolar AS, inflasi akan meningkat pada bagian komoditi, yang sangat sensitif terhadap stimulus moneter. Jadi ini logis bahwa harga emas akan sangat bagus pada lingkungan ini," ujar Axel Merk, manajer portofolio Merk Hard Currency Fund yang mengelola aset hingga US$ 500 juta.

Sumber:detikfinance.com